Thursday, 16 June 2016

Semua Karena Anugerah-Nya

Kesaksian dari Eunike Debora Setiadarma-Jakarta Barat|

Pada tahun 2013 akhir, saya dan keluarga diajak untuk melihat performance teman saya di mall. Lalu mama saya melihat kursus vokal yang mengadakannya, sehingga murid-murid kursus tersebut mendapatkan kesempatan untuk perform di berbagai mall.
Mama berpikir bahwa ini bisa menjadi kesempatan yang sangat baik untuk saya bernyanyi dan memuliakan nama Tuhan di panggung umum sehingga mama menganjurkan saya untuk mendaftar di kursus vokal tersebut. Awalnya saya tidak tertarik, tetapi saya belajar untuk tetap nurut. Setiap saya performance di mall, saya menyanyikan lagu rohani.
Pada akhir tahun 2014, baru satu tahun saya les vokal, diadakan audisi untuk mengirim anak-anak Indonesia mewakili Indonesia di perlombaan seni ajang internasional. Karena itu baru tahun pertama Indonesia ikut, audisi hanya diadakan untuk antar cabang kursus vokal tersebut saja.
Awalnya saya lihat, dan saya tidak tertarik, karena saya pikir tidak mungkin lolos, melihat lawan-lawan audisinya saja sudah sangat berpengalaman dalam dunia vokal. Akan tetapi ketika mama melihat, mama menganjurkan saya untuk ikut.
Saya nurut dengan mama, dan dengan persiapan yang sangat singkat yaitu 3 hari, saya mengikuti audisi, iseng-iseng saja. Saya tidak terlalu memikirkannya, ternyata saya diumumkan lolos audisi. Lalu disaring kembali dan akhirnya saya lolos menjadi perwakilan Indonesia yang akan dikirim ke Amerika pada bulan Juli 2015.
Ternyata kalau sudah lolos sebagai vokalis, saya bisa mengikuti kategori yang lainnya. Jadi mama menganjurkan saya untuk mencoba kategori yang lainnya. Saya mengiikut kategori dalam bidang piano, iseng-iseng saja. Mama juga berkata kalau saya tidak usah memikirkan menang ataupun kalah. Hanya dua tujuan saya, memuji Tuhan dihadapan produser Hollywood, dan melayani teman-teman. Jadi saya disana, menyanyikan dua buah lagu rohani.
Dalam persiapan yang sangat singkat yaitu enam bukan, saya fokus lebih ke vokal, karena directornya berkata kalau vokal lebih utama. Dan memang, saya mengikuti lomba piano hanya iseng-iseng saja.
Ketika saya sudah tiba di Long Beach, California untuk berlomba, pagi-pagi sebelum perlombaan mama mengingatkan sekali lagi, "Kamu kesini tidak usah mikirin menang atau kalah. Hanya memuji Tuhan dan melayani teman-teman."
Jadi setelah saya berlomba, saya tidak memikirkan sama sekali, hanya membantu dan memberi support untuk teman-teman saya. Tanpa disangka, saya diumumkan bahwa saya masuk ke babak selanjutnya, anehnya, dalam bidang instrumen. Padahal, performance piano saya di babak pertama kurang menarik karena tangan saya kaku kedinginan, dan tidak bisa latihan piano. Sudah hari ke 5 tanpa latihan piano. Saya tidak bangga, hanya berterimakasih kepada Tuhan. Saya kaget dan cepat-cepat bersiap untuk lomba piano kembali di babak semifinal.
Pada malam itu juga, saya diumumkan kembali sebagai satu-satunya perwakilan dari Indonesia yang masuk ke babak final. Pada pagi hari babak final tersebut, jempol saya terkena staples. Saya tidak kuatir, saya iseng mengirim ke papa mama, ternyata mereka mendoakan saya. Saya tidak terpikir kalau nanti main akan sakit. Lalu saya berlomba dan saya copotin hansaplastnya. Puji Tuhan tidak sakit dan saya bisa memainkan dengan baik. Setelah selesai main, jempol saya kembali sakit.
Malam itu juga, tanpa saya sangka, nama saya dipanggil sebagai pemenang Grand Champion Instrumentalist of the World 2015. Semua kemuliaan hanya untuk Tuhan dan semua dalam rencana Tuhan. Setelah saya memenangkan predikat tersebut, Tuhan membukakan pintu untuk saya dan kakak-kakak saya untuk melayani dan menginspirasi anak-anak muda yang lainnya untuk ikut melayani Tuhan. Dari sini saya belajar, ketaatan kepada orang tua itu sangat penting. Kalau saya tidak nurut pada mama tahun 2013 mungkin semua ini tidak akan pernah terjadi.
Semua yang kita dapat itu hanyalah karena anugerah Tuhan saja yang beserta dengan kita sehingga kita dapat mencapai hidup penuh dengan keberhasilan. Ingatlah kemampuan kita terbatas namun Tuhan yang kita sembah tidak terbatas oleh apapun juga. Jadi kita tidak dapat mengandalkan kekuatan diri sendiri dan menyombongkan diri.
Ketika kita dapat melayani Tuhan, ini merupakan sebuah anugerah tersendiri. Suatu kebanggaan ketika kita dapat melayani Tuhan sebab Dia adalah Raja segala Raja. Jadi saat kita dapat melayaniNya kita harus mengerjakannya dengan penuh kesungguhan hati. Tuhan tidak akan menahan anugerahNya pada saat kita meminta kepadaNya. Oleh karenanya, mintalah selalu akan anugerah Tuhan. Percayalah bahwa kasih anugerahNya akan selalu baru tercurah atas kita yang senantiasa berharap kepadaNya. Tuhan Yesus memberkati.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah menulis komentar yang positif.