Saturday, 18 March 2017

Puisi-Boneka Kayu


Aku, hanya sebuah boneka kayu tua.
Hanya dianggap mainan oleh insan.
Mungkin sudah lusuh, usang, dan bahkan mulai rapuh.
Tergantung aku dalam etalase
Tak ada lagi yang tertarik melirikku
Bahkan, aku tak sesuai lagi dengan zamanku
Tak sekuat Captain America
Tak sehebat Iron Man
Tak semenarik Barbie
Dunia bahkan mengingat Pinokio sebagai sebuah dongeng
Sekali lagi, aku hanya boneka kayu tua.
Tapi, berbeda dengan orang lain.
Penciptaku, masih menyayangiku layaknya anak-Nya
Akupun (masih) berharga di mata-Nya
Sama seperti pertama kali Ia membentukku.
Ia membersihkan diriku menjadi baru.
Aku bernilai jual sama.
Tapi, Ia tidak menjualku, Ia membeliku (lunas)
Bukan dengan dollar, tapi dengan darah-Nya di kayu salib
Sama-sama kayu sepertiku.
Tapi kayu milik-Nya bernilai tinggi, bahkan tak setara dengan diriku.
Sekali lagi, aku hanya boneka kayu tua.
Tapi aku ini berharga dan mulia, dan penciptaku mengasihi aku. (Yesaya 43:4)

Oleh sebab itu, aku bersukacita karena-Nya.

(Irene Chandra)

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah menulis komentar yang positif.