Monday, 31 December 2018

2018 : BERHENTI MERATAPI, BANGKIT DAN MULAI TEKUNI

22:45



Shalom IGers!
Ga kerasa ya kita sedang menjalani hari terakhir di tahun 2018. Jujur bagiku ga ada hari yang terlalu spesial sih karena bagiku semua hari ga akan pernah terulang lagi, hanya punya jatah sekali saja. So, aku bersyukur dari sekitar 365 hari yang ku jalanin selama di tahun 2018 ini banyak pelajaran baru. Bukan hanya sekedar suka duka saja, namun dalam melewati tahun ini banyak teori dan praktek kehidupan yang BAPA berikan buat hidupku secara pribadi.

Kalimat yang menjadi judul pada kesaksianku di atas, memang menjadi kalimat yang jika dibaca sekilas merupakan kalimat sedih karena ada kata “meratapi”. Namun puji TUHAN, aku bersyukur kalimat selanjutnya mengingatkan ku untuk bangkit serta harapan agar aku tekun. Jujur satu kalimat ini ga mudah untuk dilakukan, apalagi kalimat ini disampaikan BAPA buatku di awal tahun 2018. Kaget? Tentu. Ngerasa aneh beserta takut akan tahun 2018 ini karena ku percaya apa yang disampaikan BAPA pasti tergenapi sekalipun aku ga ngerti hasil akhirnya gimana. Sampai saat dimana aku semakin dimurnikan lewat proses hidup yang gila-gilaan.

Jujur, semua bidang dalam kehidupanku di tahun 2018 ini seakan mengalami kemunduran, lebih tepatnya ku berada di titik terendah, titik nol dan titik dimana sukacita seakan sulit untuk kurasakan. Ada satu orang yang memang menubuatkan bahwa tahun ini BAPA akan memberikan keberhasilan 2-3 kali lipat lebih dibanding tahun 2017. Wow! Kedengarannya menakjubkan bukan? Dengan lantang aku katakan “AMEEENNN!!!”

But, perkataan tentang “keberhasilan” di otakku berbanding terbalik dengan apa yang aku alami dari awal tahun bahkan sampai di akhir tahun ini. Aku alami yang namanya nilai IP yang terjun payung hanya karena aku ga ikut ujian satu matkul lintas jurusan (sakit banget), keluargaku juga tidak menikmati damai sejahtera sekalipun kami lagi liburan di luar kota yang kata kebanyakan orang bagus, yaps emang bener (jogja, surabaya, bali, lombok) rute ini kami nikmati namun dengan adu pendapat dan keegoisan disepanjang jalan, pelayanan yang ngalamin titik jenuh, sakit hati akan pemimpin rohani, pertemanan yang juga digoncang, bahkan kesalahpahaman akibat perbedaan asumsi dengan patner yang mengantarkan banyak kekecewaan di tahun 2018 ini.

Yang kurasakan mungkin emang benar, banyak momen yang ku alami ditahun ini yang membuat aku meratap. Bahkan bukan hanya permasalahanku sendiri, namun bencana alam yang menimpa banyak orang juga menjadi satu kesedihan besar yang mendalam. Rasanya hatiku uda bener-bener hancur, ga ada harapan, pengen cari pelarian, pengen tenangin diri dan lepas semuanya, but no. BIG NO! JESUS said, “be still, dear”.

Sampai satu saat dimana aku bertemu dengan orang-orang yang membuatku bangit lagi. Orang-orang yang mungkin baru ku temui. Pola pikirku terbuka dengan cara BAPA mengajarkanku. Aku tau, DIA ALLAH yang ga sembarangan dalam memilih anakNya yang akan diprosesnya. Dan ketahuilah sobat, kalo proses setiap kita berbeda, yang bisa ukur itu cuman TUHAN YESUS sang pencipta dan penulis skenario hidup kita, so kita jangan sok jago-jagoan pilih skrip yang enaknya aja bro/sis. Semua itu harus dilalui, kita cuman bisa taat aja.

Aku percaya kalau ceritaku belum kelar, episodenya masih berlangsung. So, aku ga mau interupsi itu karna aku capek atau karna aku uda bosen jalanin peran ini. No, peran yang kita jalanin masing-masing harus sampai akhir. Kapan? Ya sampai kita balik ke rumah (surga). Ingat kalo bumi ini cuman jadi sekolah, tempat kerja, hanya persinggahan aja, sama sekali ga kekal. Bumi dan segala isinya ini yang jadi tugas kita agar bawa banyak orang (saudara kita) yang belum kenal BAPAK kita yang di surga. So, gausah terlalu banyak mikir yang lain (ketampar juga ni aku).

Dititik itulah disaat aku bener-bener hancur dan datang sama BAPA, berlutut, nangis, ngaku apa yang ada dihatiku, kasi tau apa yang aku harapkan sebenarnya, ungkapin kalo aku uda ga kuat BAPA. Momen itu dimana bejana damai dan sukacita ku yang kosong dan kering, rasanya kaya ditambah-tambahin sampai penuh dan meluap-luap. Karena dengan itu aku bisa bangkit dan mengampuni serta mengasihi diri ku sendiri juga orang lain. Bukannya itu buah atau bukti kalo kita mengasihi BAPA? Yaps! JESUS loves us, like crazy bro/sis!!

Memang ga mudah karena dalam proses pemulihan luka hatiku (yang habis remuk) malah BAPA kasi aku kesempatan untuk ngalamin apa yang dulu dialami om Daud di Gua Adulam (1 Samuel 22:1-5). Dari sinilah bahwa aku bener-bener ngalamin kalo apa yang ditulis di Alkitab itu ga dongeng, nyata pake banget, gengs! Ga mudah emang waktu kita lagi masa-masa pelarian (dengan membawa luka dan kebingungan) malah dihadapkan dengan oranglain yg juga punya masalah bahkan lebih kompleks dari apa yang kita alami. Tapi BAPA ajarin aku dari teladan om Daud yang punya hati gembala dan respon benar untuk menyikapi semua orang yang datang ke gua adulam, bahkan dituliskan bahwa 400 org tsb jadi pasukan om Daud, bukan untuk menyerang atau balas uncle Saul tp untuk bangsanya. GREAT!!!

Sama sekali bahkan om Daud ga mau bales apa yg dilakuin uncle Saul sekalipun dia ada kuasa atau kekuatan untuk bales, tp bener-bener dia tenangin hati dan taat apa yang BAPA perintahkan.

Gaada yang tau tahun 2019 akan terjadi apa, bahkan aku juga masih berdoa secara pribadi apa yang BAPA mau untuk aku lakukan. Tapi satu poin yang mau aku sampaikan ke teman-teman igers yang udah baca tulisan ini, ingatlah sobat cinta YESUS buat kamu itu ga terbatas. Ga ada satu orang pun yang bisa ngukur siapa yang lebih dekat sama TUHAN, trus jadinya TUHAN pilih kasih, NO!! BAPA sayang kita semua (faktanya). Tapi intimidasi kebohongan si jahat jelek iblis yang mengaburkan fakta tersebut, so datang sama BAPA dengan kerendahan hati. Akuin apa yang selama 2018 ini yg jadi kesedihan bahkan kebahagiaan kita, serta tanya apa yang BAPA mau kerjakan untuk hidup kamu di tahun 2019 mendatang.

Ga perlu tau hasil akhirnya untuk memilih taat, karna taat itu keputusan. Taat juga salah satu bentuk atau bukti kalau kita mengasihi BAPA. Taat juga bagian dari penyerahan free will kita yang mau selaras dengan will (kehendak) BAPA. Jujur ini jadi pr yang sedang aku kerjakan, aku percaya saat kamu baca tulisan ini pun ada hal yang BAPA ingatin di hati kamu untuk apa yang seharusnya kamu lakuin. Ingat, kita ga lama di bumi ini. BAPA segera datang jemput kita balik ke rumah, so selesaikan tugas dan pr yang udah diberikan yaps!

Ini sepenggal ceritaku, dengan senang hati aku menanti cerita kamu, iya kamu yang udah baca sampai akhir. Terima kasih, YESUS KRISTUS mengasihi kalian, aku juga (AT)


Friday, 24 August 2018

Pengabdian Masyarakat Dosen BSI Kepada Tenaga Fresh Greduate Yogyakarta

07:59
Penyampaian Materi Kepada Peserta Pelatihan
Yogyakarta – Kegiatan wajib dosen yakni  pengabdian masyarakat dilaksanakan oleh BSI di Yogyakarta Kota tepatnya di Jalan Namburan Lor No.8 Panembahan Kraton, Yogyakarta yang di laksanakan oleh dosen dari kampus BSI Yogyakarta. Kgiatan ini dilaksanakan mulai pukul 09.00 – hingga pukul 11.00 di ruang pertemuan PT. Mataram Unggul Tehnik Yogyakarta yang dihadiri oleh 5 orang pegawai, kegiatan dimulai dengan meriah oleh Anastasia Meliyani, M.Kom sebagai MC. Setelah pembukaan acara, acara selanjutnya adalah sambutan. Sambutan di isi oleh owner PT. Mataram Unggul Tehnik, kemudian dilanjut dengan pemberian materi mengenai pemahaman dan praktek Manajemen Pemasaran. Setelah acara ini, dilanjutkan dengan sesi diskusi selama 15 menit.

Kegiatan ini disambut baik oleh para peserta, hal ini dapat dilihat dari antusias dan keaktifan para peserta sepanjang rangkaian kegiatan. Pada awal kegiatan diadakan pre-test untuk mengetahui sejauh mana kemampuan masyarakat dalam melakukan penjualan, kemudian di akhir acara juga dilakukan post-test untuk membandingkan pengetahuan masyarakat sebelum dan sesudah dilakukan edukasi. Kegiatan berjalan dengan lancar sampai akhir acara, kegiatan ini ditutup dengan diskusi  mengenai kiat penjualan yang efektif dan efisien.

Tuesday, 24 April 2018

Youth Camp: Servant Heart, Soldier Attitude!

17:44
Peserta Youth Camp 2017

Servant Heart, Soldier Attitude! 

Dipersiapkan menjadi prajurit-prajuritnya Kristus yang memiliki hati untuk melayani orang lain, setidaknya itu salah satu goals dari Youth Camp. Iya, Youth Camp: sebuah rangkaian acara camp yang ngga cuma sekadar lalalala yeyeye hahaha hihihi, tapi lebih dari itu. Sejak muda alangkah lebih baik kalau kita memiliki karakter seperti karakternya Kristus. Nah, di sinilah tempatnya karakter kalian mulai dibentuk, kalian ditempa melalui semua acaranya. 

Salah satu kelompok Youth Camp 2017
Salah satu hal yang sama-sama didapat oleh semua peserta Youth Camp 2017 yaitu RESPON. ​Hm, respon yang seperti apa? Seperti salah satu motto Youth Camp 2017 “Saat situasi tidak benar, saya tetap berespon benar. Saat orang lain tidak benar, saya tetap berespon benar.”, berat? Memang. Berat. Awalnya memang berat, ngga dalam sekali diberi lalu kita memiliki respon yang benar. Butuh berkali-kali dulu baru kita memiliki respon yang benar. Ngga cuma itu, kita juga belajar untuk menghormati pemimpin, ngga nyalahin pemimpin benar tidak benar situasinya. Ngga cuma dengan pemimpin saja, kita juga belajar menghargai saudara-saudara kita, belajar untuk mempercayai mereka, belajar berjaga-jaga untuk mereka, banyak hal deh. 

Tentunya goal-goal yang ingin dicapai dalam Youth Camp ini disampaikan dengan cara yang menarik, melalui simulasi-simulasi untuk memudahkan kalian menangkap nilai-nilai tersebut. Tenang, kalian ngga melakukannya sendiri kok tetapi berkelompok. Jadi lebih ringan, kan? Nah, di sini ditekankan yang namanya  kerja sama tim, belajar untuk menekan ke-aku-an, tentunya juga saling mengandalkan dan saling mempercayai satu sama lain. Pokoknya beri diri untuk mau dibentuk ya.

Pengen ngerasain langsung gimana serunya Youth Camp? Jangan khawatir! Youth Camp 2018 ​akan dilaksanakan pada tanggal 10-12 Mei 2018. ​Ayo segera daftarkan diri kalian, karena pendaftaran akan ditutup pada tanggal 29 April 2018. ​Biayanya hanya Rp 65.000,- loh, kalian akan mendapatkan kaos dan pengalaman-pengalaman yang ngga akan kalian dapatkan di tempat lain! Tunggu apa lagi? See you IGers!

Youth Camp 2017

For further information: 
Sefty (0878-9448-9339) 
Desfitri (0812-2567-0298) 
atau 
Instagram dan OA Line @igjogja

Thursday, 1 February 2018

Jangan Katakan Cinta, Kalau Tidak Bersedia Mengasihi

19:09

Holaa, sobat IGers! Apa kabarnya nih? Pasti luar biasa selalu kan ya? Hehe :P. Nah, kali ini kita mau sama-sama belajar hal yang menjadi dasar dalam memulai suatu hubungan. Wahh, penasaran seperti apa? Yukk, simak ulasannya dibawah ini yaaa J

Seringkali kita mendapati seseorang dengan mudahnya mengatakan “aku cinta kamu” atau kalau dalam Bahasa Jawa nya “kulo tresno karo koe”. Kadang ucapan itu terlontar dengan perasaan tulus dari dalam hati kita untuk orang yang kita kagumi atau yang kita sukai. Tidak jarang pula, kalimat itu membuat kita merasakan getaran cinta yang sangat kuat, sehingga pipi merona bukanlah hal yang biasa bagi kita yang terkadang rasanya ingin melayang sehabis mendengar kalimat itu terucap oleh orang yang kita kagumi atau kita sukai. Apalagi bagi kita yang mungkin sudah lama memiliki perasaan yang sama dengan orang tersebut. Hati kita mungkin akan ‘dagdigdug’ tak menentu, sehingga perasaan kita tanpa perintah sudah bergerak maju mendahului logika kita.

            Banyak pula orang berkata bahwa kesempatan tidak datang dua kali, jadi kita memutuskan untuk membalas perasaan tersebut tanpa menyadari apa kewajiban dan tanggung jawab kita setelah berproses menjalani suatu hubungan. Hei sobat, mungkin kadang kita lupa bahwa perasaan yang menggebu-gebu tidak akan menghasilkan hubungan yang sehat. Wajib hukumnya untuk kita anak-anak Tuhan menyadari betul bahwa cinta tidak melulu tentang membalas perasaan yang sama dan memiliki kesiapan untuk melangkah ke tahap serius. Karena kadang, waktu adalah salah satu penguji bahwa perasaan kita apakah berasal dari Tuhan atau dari hawa nafsu belaka.

            Dalam menjalani hidup tentunya kita harus melibatkan Tuhan Yesus di dalamnya. Apapun ruang dalam hidup kita, sudah sepatutnya kita berdiskusi dengan Tuhan apakah langkah kita tersebut benar dan menyenangkan hati Tuhan atau hanya ikut-ikutan eforia orang-orang disekitar kita. Pahamilah, bahwa memiliki gebetan bukan hal yang membanggakan. Tapi siapa yang selalu dekat dengan-Nya dan melakukan kehendak-Nya, itu adalah perbuatan yang keren. Mungkin banyak diantara kita mengartikan bahwa melakukan kehendak Tuhan selalu erat kaitannya dengan hal-hal yang kelihatan seperti mengambil bagian di pelayanan dan komunitas kita. Melakukan kehendak Tuhan tidak sebatas tentang hal-hal yang besar. Namun kita belajar dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu. Sebab, Tuhan saja mengajarkan pada kita dalam (baca kitab Matius 25:21) untuk setia pada perkara kecil terlebih dulu.

            Begitupula dalam menjalani hubungan, perkara kecilnya adalah siapkah kita mengasihi pasangan kita? Kasih tidak menuntut. Dan kasih tidak pernah berbicara tentang keegoisan. Tapi kasih berbicara tentang kata ‘saling’. Satu kata yang penuh makna namun kadang sulit untuk dilakukan. Kasih pun kadang akan tidak tepat apabila disama-ratakan. Karena bentuk kasih beragam, didalam Alkitab kasih terbagi menjadi 4 jenis. Ada kasih Filia, kasih Eros, kasih Storge dan kasih Agape. Dalam hubungan yang spesial dengan lawan jenis, kasih yang dimaksud adalah kasih Eros (romantic love). Namun keempat jenis kasih ini harus disertai dengan kasih Agape yang adalah kasih yang diberikan Tuhan bagi kita, secara totalitas dan tidak egois. Penerapan akan keempat kasih ini juga harus tepat, karena setiap hubungan tentu memiliki batasan agar kita tetap berada dalam rule Nya yang benar, baik hubungan dengan keluarga kita, hubungan dengan teman atau sahabat kita dan dengan orang yang spesial bagi kita.

            Jangan pernah katakan cinta jika kita belum siap mengasihi orang yang kita cintai, pernyataan ini adalah hal yang tepat disaat kita mempertanyakan mengapa hubungan kita cuman biasa-biasa saja, atau mungkin kadang hambar. Karena sesungguhnya, standar hubungan yang sehat adalah seperti hubungan Tuhan kepada kita. Dengan terlebih dulu mengasihi kita menjadikan dasar hubungan kita denganNya menjadi kokoh sehingga Dia ga pernah berubah, sebab Dia pribadi yang setia. Hal tersebut juga harusnya menjadi teladan kita saat memilki hubungan dengan oranglain. Mengasihi adalah kunci utama, bukan sekedar perasaan dan ungkapan cinta. Kesiapan hati kita untuk menetapkan waktu sesuai kehendakNya dan kesiapan kita untuk beredia selalu mengasihi sekalipun tidak dikasihi adalah hal yang wajib kita lakukan. Maka dari itu sobat, pikirkan dengan matang sebelum mengambil tindakan. Karena langkah mu menentukan proses serta hasil yang akan kamu terima kelak. Percayalah, jika kamu melibatkan Tuhan menjadi dasar yang kuat dalam memulai hubunganmu, maka hubungan yang kamu bangun akan kokoh dan menjadi berkat bagi hubungan-hubungan orang lain di luar sana.

Selamat menikmati proses bersama-Nya, Tuhan Yesus memberkatimu, sobat IGers!             


Ditulis Oleh : Arkt

Salahkah Jika Aku Ingin Dimengerti?

18:59

“Aku uda berusaha ngertiin kamu, tapi kenapa sih kamu ga pernah ngerti aku?”
Wahhh pasti familiar kan dengan kalimat penuh kontroversi tersebut? Siapa sih yang ga pernah ingin dimengerti? Hmmm apa lagi kaum hawa ya tentunya hehe. Pasti seneng banget nih dengan satu kata yang diawali dengan imbuhan “–di” ini. Banyak alasan yang mendasari anak muda untuk saling menyalahkan dan akhirnya berujung pada kesal dan diem-dieman.

Menuntut. Kata ini bisa jadi salah satu alasan nih. Seringkali penyebab suatu hubungan menjadi tidak harmonis, ya karena satu kata tersebut. Jika salah satu pihak menuntut untuk lebih dimengerti, lebih dipedulikan, lebih dikasihi, lebih dihargai, lebih dihormati, dan lebih lebih lainnya. Jika kita selalu maunya pake imbuhan “-di” terus kapan dong kita pakai imbuhan “-me”? Mengerti, memerdulikan, mengasihi, menghargai, menghormati itulah yang harusnya kita lakukan terlebih dahulu.

Sama seperti hak yang tidak akan bisa didapat jika tidak seimbang dengan kewajiban yang dilakukan. Dalam hubunganpun, perlu yang adanya batasan hak dan kewajiban antara kedua belah pihak. Kesepakatan untuk membuat hak dan kewajiban dalam berhubungan akan menjadikan suatu hubungan terhindar dari persoalan sepele. Coba deh bayangin, kadang kita ngerasa kalau sekali saja sudah mengerti pasangan kita, dan sebaliknya dia tidak mengerti kita, masakan langsung dituntun sedemikian rupa? Bahkan kadang tidak jarang, salah satu pihak yang merasa “korban tidak dimengerti” akan memutuskan hubungan tersebut secara sepihak.

Ingat anak muda, hubungan itu berbicara tentang komitmen. Jika kita sudah sepakat untuk menjalani suatu hubungan spesial dengan pasangan kita, apalagi memulai hubungan tersebut dalam doa, seharusnya kita harus bebas dari yang namanya “menuntut”. Karena alasan kita menjalin hubungan harus didasari oleh kasih. Kasih itu erat kaitannya dengan pengorbanan, jadi sekalipun kamu merasa dikecewakan, jangan sampai memutuskan hubungan yang sudah dijalin.

Bukan hubungannya yang putus, tapi keegoisannya lah yang harus dikikis. Sama seperti Kristus membentuk kita. TUHAN YESUS ga pernah memutuskan hubungan kita denganNya, sekalipun kita mengecewakannya berkali-kali, DIA selalu mengasihi kita dan menjaga hubungan BAPA dengan kita, anak-anakNya.

Seperti di Amsal 10:12, berkata bahwa “Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.
So anak muda, jangan lagi mempermasalahkan tentang menuntut untuk lebih dimengerti. Hubungan kita harus didasari pada kasih, sama seperti BAPA kita yang teramat mengasihi kita. Jika hubungan dilandasi dengan kasih, percaya deh ga ada masalah yang sukar untuk didiskusikan dan dicari solusinya. Apalagi kalau kita membawa hubungan kita dalam tanganNya, dijamin deh kita akan didewasakanNya lewat setiap proses dalam hubungan kita.

Go ahead, Influence Generation !!! TUHAN YESUS mengasihimu ^^
           Ditulis Oleh : Arkt