Shalom IGers!
Ga
kerasa ya kita sedang menjalani hari terakhir di tahun 2018. Jujur bagiku ga
ada hari yang terlalu spesial sih karena bagiku semua hari ga akan pernah
terulang lagi, hanya punya jatah sekali saja. So, aku bersyukur dari sekitar
365 hari yang ku jalanin selama di tahun 2018 ini banyak pelajaran baru. Bukan
hanya sekedar suka duka saja, namun dalam melewati tahun ini banyak teori dan
praktek kehidupan yang BAPA berikan buat hidupku secara pribadi.
Kalimat
yang menjadi judul pada kesaksianku di atas, memang menjadi kalimat yang jika
dibaca sekilas merupakan kalimat sedih karena ada kata “meratapi”. Namun puji
TUHAN, aku bersyukur kalimat selanjutnya mengingatkan ku untuk bangkit serta
harapan agar aku tekun. Jujur satu kalimat ini ga mudah untuk dilakukan,
apalagi kalimat ini disampaikan BAPA buatku di awal tahun 2018. Kaget? Tentu.
Ngerasa aneh beserta takut akan tahun 2018 ini karena ku percaya apa yang
disampaikan BAPA pasti tergenapi sekalipun aku ga ngerti hasil akhirnya gimana.
Sampai saat dimana aku semakin dimurnikan lewat proses hidup yang gila-gilaan.
Jujur,
semua bidang dalam kehidupanku di tahun 2018 ini seakan mengalami kemunduran,
lebih tepatnya ku berada di titik terendah, titik nol dan titik dimana sukacita
seakan sulit untuk kurasakan. Ada satu orang yang memang menubuatkan bahwa
tahun ini BAPA akan memberikan keberhasilan 2-3 kali lipat lebih dibanding
tahun 2017. Wow! Kedengarannya menakjubkan bukan? Dengan lantang aku katakan
“AMEEENNN!!!”
But,
perkataan tentang “keberhasilan” di otakku berbanding terbalik dengan apa yang
aku alami dari awal tahun bahkan sampai di akhir tahun ini. Aku alami yang
namanya nilai IP yang terjun payung hanya karena aku ga ikut ujian satu matkul
lintas jurusan (sakit banget), keluargaku juga tidak menikmati damai sejahtera
sekalipun kami lagi liburan di luar kota yang kata kebanyakan orang bagus, yaps
emang bener (jogja, surabaya, bali, lombok) rute ini kami nikmati namun dengan
adu pendapat dan keegoisan disepanjang jalan, pelayanan yang ngalamin titik
jenuh, sakit hati akan pemimpin rohani, pertemanan yang juga digoncang, bahkan
kesalahpahaman akibat perbedaan asumsi dengan patner yang mengantarkan banyak
kekecewaan di tahun 2018 ini.
Yang
kurasakan mungkin emang benar, banyak momen yang ku alami ditahun ini yang
membuat aku meratap. Bahkan bukan hanya permasalahanku sendiri, namun bencana
alam yang menimpa banyak orang juga menjadi satu kesedihan besar yang mendalam.
Rasanya hatiku uda bener-bener hancur, ga ada harapan, pengen cari pelarian,
pengen tenangin diri dan lepas semuanya, but no. BIG NO! JESUS said, “be still,
dear”.
Sampai
satu saat dimana aku bertemu dengan orang-orang yang membuatku bangit lagi.
Orang-orang yang mungkin baru ku temui. Pola pikirku terbuka dengan cara BAPA
mengajarkanku. Aku tau, DIA ALLAH yang ga sembarangan dalam memilih anakNya
yang akan diprosesnya. Dan ketahuilah sobat, kalo proses setiap kita berbeda,
yang bisa ukur itu cuman TUHAN YESUS sang pencipta dan penulis skenario hidup
kita, so kita jangan sok jago-jagoan pilih skrip yang enaknya aja bro/sis.
Semua itu harus dilalui, kita cuman bisa taat aja.
Aku
percaya kalau ceritaku belum kelar, episodenya masih berlangsung. So, aku ga
mau interupsi itu karna aku capek atau karna aku uda bosen jalanin peran ini.
No, peran yang kita jalanin masing-masing harus sampai akhir. Kapan? Ya sampai
kita balik ke rumah (surga). Ingat kalo bumi ini cuman jadi sekolah, tempat
kerja, hanya persinggahan aja, sama sekali ga kekal. Bumi dan segala isinya ini
yang jadi tugas kita agar bawa banyak orang (saudara kita) yang belum kenal
BAPAK kita yang di surga. So, gausah terlalu banyak mikir yang lain (ketampar
juga ni aku).
Dititik
itulah disaat aku bener-bener hancur dan datang sama BAPA, berlutut, nangis,
ngaku apa yang ada dihatiku, kasi tau apa yang aku harapkan sebenarnya,
ungkapin kalo aku uda ga kuat BAPA. Momen itu dimana bejana damai dan sukacita
ku yang kosong dan kering, rasanya kaya ditambah-tambahin sampai penuh dan meluap-luap.
Karena dengan itu aku bisa bangkit dan mengampuni serta mengasihi diri ku
sendiri juga orang lain. Bukannya itu buah atau bukti kalo kita mengasihi BAPA?
Yaps! JESUS loves us, like crazy bro/sis!!
Memang
ga mudah karena dalam proses pemulihan luka hatiku (yang habis remuk) malah
BAPA kasi aku kesempatan untuk ngalamin apa yang dulu dialami om Daud di Gua
Adulam (1 Samuel 22:1-5). Dari sinilah bahwa aku bener-bener ngalamin kalo apa
yang ditulis di Alkitab itu ga dongeng, nyata pake banget, gengs! Ga mudah
emang waktu kita lagi masa-masa pelarian (dengan membawa luka dan kebingungan)
malah dihadapkan dengan oranglain yg juga punya masalah bahkan lebih kompleks
dari apa yang kita alami. Tapi BAPA ajarin aku dari teladan om Daud yang punya
hati gembala dan respon benar untuk menyikapi semua orang yang datang ke gua
adulam, bahkan dituliskan bahwa 400 org tsb jadi pasukan om Daud, bukan untuk
menyerang atau balas uncle Saul tp untuk bangsanya. GREAT!!!
Sama
sekali bahkan om Daud ga mau bales apa yg dilakuin uncle Saul sekalipun dia ada
kuasa atau kekuatan untuk bales, tp bener-bener dia tenangin hati dan taat apa
yang BAPA perintahkan.
Gaada
yang tau tahun 2019 akan terjadi apa, bahkan aku juga masih berdoa secara
pribadi apa yang BAPA mau untuk aku lakukan. Tapi satu poin yang mau aku
sampaikan ke teman-teman igers yang udah baca tulisan ini, ingatlah sobat cinta
YESUS buat kamu itu ga terbatas. Ga ada satu orang pun yang bisa ngukur siapa
yang lebih dekat sama TUHAN, trus jadinya TUHAN pilih kasih, NO!! BAPA sayang
kita semua (faktanya). Tapi intimidasi kebohongan si jahat jelek iblis yang
mengaburkan fakta tersebut, so datang sama BAPA dengan kerendahan hati. Akuin
apa yang selama 2018 ini yg jadi kesedihan bahkan kebahagiaan kita, serta tanya
apa yang BAPA mau kerjakan untuk hidup kamu di tahun 2019 mendatang.
Ga
perlu tau hasil akhirnya untuk memilih taat, karna taat itu keputusan. Taat
juga salah satu bentuk atau bukti kalau kita mengasihi BAPA. Taat juga bagian
dari penyerahan free will kita yang mau selaras dengan will (kehendak) BAPA.
Jujur ini jadi pr yang sedang aku kerjakan, aku percaya saat kamu baca tulisan
ini pun ada hal yang BAPA ingatin di hati kamu untuk apa yang seharusnya kamu
lakuin. Ingat, kita ga lama di bumi ini. BAPA segera datang jemput kita balik
ke rumah, so selesaikan tugas dan pr yang udah diberikan yaps!
Ini
sepenggal ceritaku, dengan senang hati aku menanti cerita kamu, iya kamu yang
udah baca sampai akhir. Terima kasih, YESUS KRISTUS mengasihi kalian, aku juga J (AT)