Holaa,
sobat IGers! Apa kabarnya
nih? Pasti luar biasa selalu kan ya? Hehe :P. Nah, kali ini kita mau sama-sama
belajar hal yang menjadi dasar dalam memulai suatu hubungan. Wahh, penasaran
seperti apa? Yukk, simak ulasannya dibawah ini yaaa J
Seringkali kita mendapati seseorang dengan mudahnya
mengatakan “aku cinta kamu” atau
kalau dalam Bahasa Jawa nya “kulo tresno
karo koe”. Kadang ucapan itu terlontar dengan perasaan tulus dari dalam
hati kita untuk orang yang kita kagumi atau yang kita sukai. Tidak jarang pula,
kalimat itu membuat kita merasakan getaran cinta yang sangat kuat, sehingga pipi
merona bukanlah hal yang biasa bagi kita yang terkadang rasanya ingin melayang
sehabis mendengar kalimat itu terucap oleh orang yang kita kagumi atau kita
sukai. Apalagi bagi kita yang mungkin sudah lama memiliki perasaan yang sama
dengan orang tersebut. Hati kita mungkin akan ‘dagdigdug’ tak menentu, sehingga
perasaan kita tanpa perintah sudah bergerak maju mendahului logika kita.
Banyak pula orang berkata bahwa
kesempatan tidak datang dua kali, jadi kita memutuskan untuk membalas perasaan
tersebut tanpa menyadari apa kewajiban dan tanggung jawab kita setelah
berproses menjalani suatu hubungan. Hei sobat, mungkin kadang kita lupa bahwa
perasaan yang menggebu-gebu tidak akan menghasilkan hubungan yang sehat. Wajib
hukumnya untuk kita anak-anak Tuhan menyadari betul bahwa cinta tidak melulu
tentang membalas perasaan yang sama dan memiliki kesiapan untuk melangkah ke
tahap serius. Karena kadang, waktu adalah salah satu penguji bahwa perasaan
kita apakah berasal dari Tuhan atau dari hawa nafsu belaka.
Dalam menjalani hidup tentunya kita
harus melibatkan Tuhan Yesus di dalamnya.
Apapun ruang dalam hidup kita, sudah sepatutnya kita berdiskusi dengan Tuhan
apakah langkah kita tersebut benar dan menyenangkan hati Tuhan atau hanya
ikut-ikutan eforia orang-orang disekitar kita. Pahamilah, bahwa memiliki
gebetan bukan hal yang membanggakan. Tapi siapa yang selalu dekat dengan-Nya dan melakukan
kehendak-Nya, itu adalah
perbuatan yang keren. Mungkin banyak diantara kita mengartikan bahwa melakukan
kehendak Tuhan selalu erat kaitannya dengan hal-hal yang kelihatan seperti
mengambil bagian di pelayanan dan komunitas kita. Melakukan kehendak Tuhan
tidak sebatas tentang hal-hal yang besar. Namun kita belajar dari hal-hal yang
kecil terlebih dahulu. Sebab, Tuhan saja mengajarkan pada kita dalam (baca
kitab Matius 25:21) untuk setia pada perkara kecil terlebih dulu.
Begitupula dalam menjalani hubungan,
perkara kecilnya adalah siapkah kita mengasihi pasangan kita? Kasih tidak
menuntut. Dan kasih tidak pernah berbicara tentang keegoisan. Tapi kasih
berbicara tentang kata ‘saling’. Satu kata yang penuh makna namun kadang sulit
untuk dilakukan. Kasih pun kadang akan tidak tepat apabila disama-ratakan. Karena
bentuk kasih beragam, didalam Alkitab kasih terbagi menjadi 4 jenis. Ada kasih
Filia, kasih Eros, kasih Storge dan kasih Agape. Dalam hubungan yang spesial
dengan lawan jenis, kasih yang dimaksud adalah kasih Eros (romantic love). Namun keempat jenis kasih ini harus disertai dengan
kasih Agape yang adalah kasih yang diberikan Tuhan bagi kita, secara totalitas
dan tidak egois. Penerapan akan keempat kasih ini juga harus tepat, karena
setiap hubungan tentu memiliki batasan agar kita tetap berada dalam rule Nya yang benar, baik hubungan
dengan keluarga kita, hubungan dengan teman atau sahabat kita dan dengan orang
yang spesial bagi kita.
Jangan pernah katakan cinta jika
kita belum siap mengasihi orang yang kita cintai, pernyataan ini adalah hal
yang tepat disaat kita mempertanyakan mengapa hubungan kita cuman biasa-biasa
saja, atau mungkin kadang hambar. Karena sesungguhnya, standar hubungan yang
sehat adalah seperti hubungan Tuhan kepada kita. Dengan terlebih dulu mengasihi
kita menjadikan dasar hubungan kita denganNya menjadi kokoh sehingga Dia ga
pernah berubah, sebab Dia pribadi yang setia. Hal tersebut juga harusnya
menjadi teladan kita saat memilki hubungan dengan oranglain. Mengasihi adalah
kunci utama, bukan sekedar perasaan dan ungkapan cinta. Kesiapan hati kita
untuk menetapkan waktu sesuai kehendakNya dan kesiapan kita untuk beredia
selalu mengasihi sekalipun tidak dikasihi adalah hal yang wajib kita lakukan.
Maka dari itu sobat, pikirkan dengan matang sebelum mengambil tindakan. Karena
langkah mu menentukan proses serta hasil yang akan kamu terima kelak.
Percayalah, jika kamu melibatkan Tuhan menjadi dasar yang kuat dalam memulai
hubunganmu, maka hubungan yang kamu bangun akan kokoh dan menjadi berkat bagi
hubungan-hubungan orang lain di luar sana.
Selamat
menikmati proses bersama-Nya,
Tuhan Yesus memberkatimu, sobat IGers!
Ditulis Oleh : Arkt
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah menulis komentar yang positif.