Ditulis oleh: Pnt. Drs. Kornelius Setiawan
“Kasih itu
sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan
tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntunagn
diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia
tidak bersuka cita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi
segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar
menanggung sesuatu.” (1 Korintus 13:4-7)
Keluarga ada di hati
Tuhan. Pada waktu Tuhan menciptakan dunia ini keluarga yang pertama Tuhan
bentuk di Taman Eden. Pada awal pelayanan dan mujizat-Nya Tuhan Yesus mengubah
air menjadi anggur di pernikahan Kana (keluarga). Dan pada akhir zaman nanti
akan ada perkawinan Anak Domba Allah dengan jemaat sebagai mempelai wanitanya
(keluarga). Bahkan setan pun tahu hal ini, sehingga saat-saat ini sasaran setan
adalah merusak keluarga-keluarga. Kelurga dibentuk dengan dasar kasih. Mengapa
kasih? Karena kasih memilik8i kuasa:
a.
Kuasa Penerimaan
Kasih
itu menerima bukan menuntut, seperti kasih Tuhan yang menerima kita orang
berdosa untuk dipulihkan. Menerima bukan hanya kebaikan sesorang tetapi bahkan
menerima kekurangannya. Dosa itu merusak, tetapi kasih dalam penerimaan itu
mengubah orang. Maleakhi 4:6 “Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik
kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kembali bapa-bapanya supaya jangan Aku
datang memukul bumi sehingga musnah” Dalam Filemon 1:8-15, Paulus meminta
Filemon menerima kembali Onesimus yang pernah berbuat tidak baik bagi Filemon. Kuasa penerima dapat
mengubah seseorang.
b.
Kuasa Membahagiakan (Mazmur 23:1-6)
Kasih
memilki kuasa membahagiakan, senang melihat orang lain senang bukan sebaliknya.
Tuhan menyebut dirinya Gembala yang memelihara, merawat domba-domba-Nya,
sehingga domba-domba-Nya bahagia. Itulah kuasa membahagiakan. Tuhan mau kita
membahagiakan orang di sekitar kita seperti Tuhan (Gembala yang baik)
membahagiakan kita. Saling membahagiakn tidak akan membuat takut dan kuatir.
Ibrani
11:7 “Karena iman, maka Nuh – dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum
kelihatan – dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya;
dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima
kebenaran, sesuai dengan imannya.”
Membangun Keluarga
Kristus yang Kuat:
1.
Bangun Bahtera
Membangun
bahtera berarti membangun hadirat atau rumah Tuhan, tempat dimana Tuhan
bertahta atau hadir. Hadirat Allah harus dibangun! Banyak orang atau banyak
keluarga yang meremehkan hal ini, sehingga mereka tidak mengalami keluarga yang
kuat. Tidak mudah untuk membangun bahtera, dibutuhkan komitmen.
2.
Menerima dengan Selalu Mengampuni dengan
Kasih
Keluarga
yang kuat adalah keluarga yang saling mengampuni dengan kasih dan tidak saling
menyalahkan, tetapi memberkati dengan kasih. Mengampuni berarti memberi kasih
bukan menuntut.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah menulis komentar yang positif.