Tuesday, 11 July 2017

A Matter of Completeness


Masa muda memang masa yang indah bagi para lajang yang berkelana bersama cinta. Cinta menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi anak muda untuk dirasakan, terutama hal yang dinantikan adalah mendapat kasih sayang dari lawan jenisnya. Tak heran, anak muda yang kehilangan rasa cinta dan kasih sayang dari lawan jenisnya akan merasa sangat kehilangan dan depresi. Hal ini disebabkan karena adanya perasaan bahwa mereka seharusnya sudah mendapatkan hal tersebut di masa muda mereka.
Anak muda akan merasa dirinya berharga apabila mereka mendapat kasih sayang dari lawan jenisnya. Bahkan sebenarnya ada juga anak muda yang tidak terlalu ngebet untuk pacaran, tetapi karena teman-temannya sudah punya pacar, hal ini memicu tindakan anak muda tersebut untuk cepat mencari pacar. Hal ini dikenal sebagai social pressure, ini bukan tekanan fisik, tetapi psikis seseorang. Tetapi ada hal yang harus anda dan saya ingat bahwa kita hidup dipimpin oleh Roh Kudus, bukan oleh perasaan kita sendiri. Hidup kita ini terdiri dari dua hal, yaitu roh dan daging. Perasaan kita itu bagian dari kedagingan (secara Alkitabiah disebut kedagingan), dan Alkitab jelas sekali berkata “Tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup”, hidup kita sebagai anak Tuhan harusnya dipimpin oleh Roh Kudus. Di satu titik kita merasa utuh, disaat itulah Yesus menguasai kehidupan kita melalui Roh Kudus yang Ia tinggalkan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Utuh berarti ketika seseorang merasa tidak ada yang kosong dalam hidupnya. Setiap orang adalah utuh di dalam Tuhan, karena ada Pribadi yang setia mengisi setiap kekosongan yang ada. Ketika seorang anak muda sangat gencar mencari cinta ataupun sangat depresi kehilangan cinta, maka ia dapat dipertanyakan keutuhannya. Seorang bayi yang lahir, ia sudah diberi hak untuk utuh, tetapi lingkungan sekitar tampaknya mencuri hal tersebut dalam kehidupannya. Contoh konkritnya adalah anak yang kehilangan kasih sayang dari seorang ibu atau ayah, trauma yang dialami di masa lalu, atau sudah mendapat paradigma yang menyimpang seperti adanya batasan usia tertentu seseorang harus memiliki pasangan. Hal-hal tersebut yang merebut keutuhan kita di dalam Tuhan, sebab mata rohani kita akan tertutup dan terdominasi oleh hal yang bukan berasal dari Tuhan.
Ketika seorang yang tidak utuh memulai sebuah hubungan kasih eros di masa mudanya, hal ini perlu untuk diwaspadai, terumata bagi mereka yang tidak haus akan kebenaran firman Tuhan. Mereka dapat berpikir hanya dengan bersama seorang lawan jenis mereka menjadi utuh. Di awal memang terasa indah ketika seorang wanita dan pria saling jatuh cinta. Semuanya seolah-olah terasa nyaman. Tapi sebenarnya hal ini adalah sebuah pelarian seseorang ketika mereka mengalami banyak hal di masa lalu mereka yang telah membuat mereka kehilangan keutuhannya. Iblis pun dapat dengan mudah mencobai mereka dengan berbagai macam dosa. Ditambah lagi, apabila pasangan tersebut mendapat sebuah masalah yang berpotensi merusak hubungan mereka. Sederhana saja sebenarnya, contohnya ada seorang yang belum utuh dirinya diberi poin 80% (untuk menggambarkannya) memiliki pasangan yang berpoin 100%. Ketika mereka menjalin sebuah hubungan, mereka akan saling mengisi dan membuat mereka sama-sama tidak menjadi penuh 100%. Kembali lagi, hanya Tuhan yang dapat mengisi kekosongan tersebut. Ini malah dapat memperlambat atau menghambat kedewasaan dan pertumbuhan rohani mereka di dalam Tuhan.
Jadi sebenarnya masa muda ini bukan hanya tentang sudah atau belumnya kita memiliki calon pasangan hidup, tetapi memastikan diri kita tetap utuh di dalam Tuhan dan mengetahui serta mengerjakan visi Tuhan dalam hidup kita. Apabila saat ini anda baru saja kehilangan kasih sayang dari seorang lawan jenis, coba cek kembali diri anda apakah anda tetap utuh di dalam Tuhan? Atau perasaan tersebut lebih menguasai diri anda? Ingat kembali! Disaat kita mau dipimpin oleh Roh Kudus, Tuhan sedang dengan indah membentuk kita menjadi seorang pribadi yang dewasa dan pastinya kita semakin hari semakin berserah kepada Tuhan. Apapun yang sudah kita alami, sedang kita alami, dan yang akan kita alami akan membawa kita pada keutuhan, apabila kita berserah kepada-Nya. Ayat ini akan lebih menguatkan kita apabila kita merasa goyah dan mengasihani diri kita terhadap apapun yang kita alami. Yeremia 29:11 berkata “Sebab aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”

Ditulis oleh : Sefty Pardosi

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah menulis komentar yang positif.