Suhu
yang sangat dingin membuat tubuh serasa merindukan panas. Netty memandang langit melalui teras rumahnya dengan penuh penghayatan.
Wajah cantik yang sangat dikagumi banyak orang itu seolah bertanya pada benda
langit yang malam itu menghiasi cakrawala. Tanpa ia sadari air mata
mengalir deras pada wajahnya, menyiratkan seakan
permasalahan tak dapat
dia selesaikan. Netty
berbisik “Beri aku petunjuk” lalu dia memejamkan matanya dan berkata dalam hati “Ini aku Tuhan bentuklah aku
dan utuslah aku”.
Air matanya pun tak dapat dibendung dan mengalir begitu deras. Netty memandang ke langit lagi dan ia memandang satu
bintang yang dianggapnya sangat mengesankan baginya, dia memfokuskan matanya
kepada benda langit yang satu itu, seperti tidak ada benda langit yang lain. Netty
melihat bintang itu yang terlihat sangat jauh dibandingkan bintang lainnya dan ia mengganggap hanya
itulah benda langit yang pada saat saangat unik, lalu Netty merasa ia
menemukan jawaban akan persoalannya.
Netty masuk ke rumah lalu ia melihat jam
dinding yang terus berputar tanpa lelah dan
menyadari bahwa sudah lama ia merenung di luar rumah. Semakin malam cuaca
semakin dingin, ia bergegas mencari baju hangatnya dan tidak
menemukannya, ia
memanggil adiknya paling bontot, katanya “Kez... Kez....”
tapi dia tidak melihat dan tidak mendengar
suara adik yang sangat dia sayangi itu. Netty menggumam “Kok tumben jam segini Kez tidak
di rumah? Di mana aku harus mencarinya?”. Sekali lagi dengan suara
yang keras Netty memanggil adiknya “Kezya.....Kezya
“ sambil berjalan ke semua ruangan yang ada di rumah. Netty menemukan
adiknya sedang tidur dengan nyenyak
di kamarnya, dalam
hati Netty berkata “Mungkin
Kezya kecapean” lalu ia mencium kening
adiknya dan berbisik “Selamat
tidur ya adikku sayang, mimpi indah”. Netty
pun keluar dari kamar adiknya dan menuju kamar tidurnya. Setelah menutup kamarnya itu,
dia duduk di kursi depan meja belajarnya
lalu mengambil sebuah buku;
sepertinya itu buku hariannya yang biasa dia gunakan untuk mengungkapkan isi
hatinya. Buku
itu seperti tempat curahan hati Netty, segala hal yang dia alami selalu diungkapkan
dalam buku tersebut. Buku
itu terdapat pembatas untuk memisahkan antara tempat curhatan dengan rangkuman
ayat-ayat Alkitab yang selalu dibacanya
dengan teratur setiap hari. Netty merenung sebentar dan mengambil Alkitab dan
ia membuka lembaran Alkitab yang dibuat batas untuk menunjukkan dari mana dia
akan memulai bacaannya. Dia membaca satu persatu
ayat Alkitab tersebut dan menuliskan rangkuman serta inti dari bacaan
tersebut ke dalam
buku harianya dan tak lupa Netty memberi
tanda warna pada ayat Alkitab yang dianggapnya inti dari firman Tuhan itu
Setelah selesai membaca
Alkitab dan merangkumnya, Netty
melipat tanganya dan menutup matanya, mengangkat pujian rohani kesukaanya yang
pada saat itu sangat cocok dengan perkara yang sedang dia alami:
“PENUH
HARAPAN”
Tuhan mengasihiku, Dia
pegang masa depanku
Tak pernah ku ragu, ku berharga di mata-Nya
Ku kan terus bertekun, mengejar semua harapanku
Mengejar semua citaku
Tak pernah ku ragu, ku berharga di mata-Nya
Ku kan terus bertekun, mengejar semua harapanku
Mengejar semua citaku
Kupunya masa depan yang
penuh harapan
Tuhan menjamin hidupku, asalku tetap setia
Memandang terus ke depan
Kuyakin Tuhan menopangku...
Tuhan menjamin hidupku, asalku tetap setia
Memandang terus ke depan
Kuyakin Tuhan menopangku...
Air mata yang tak terbendung
lagi-lagi menghampirinya. Dia
merasa tidak sanggup lagi menahan segala perkara yang dihadapi. Dalam tangis
dia berdoa. Kata-kata
yang sangat simple
dia katakan dalam doanya “INI
AKU TUHAN BENTUK DAN UTUSLAH AKU”.
Sebenarnya Netty lagi mengalami perkara dalam hidupnya yakni tentang tujuan hidupnya. Netty dulunya
bercita-cita menjadi hamba Tuhan atau yang biasa dikenal dengan sebutan “Pendeta” tetapi
hari demi hari, dia
merasa tidak terpanggil dalam profesi tersebut. Setelah mengubur
mimpinya tersebut, Netty pun mendaftarkan dirinya ke UNIMED (Universitas Negeri Medan), UNY
(Universitas Negeri
Yogyakarta) dan UNESA (Universitas Negeri Surabaya), tetapi apa boleh buat, berita yang tidak ingin
dia dengarkan itu harus diterima dengan lapang dada. Netty merasakan kepedihan
dalam hatinya dan
dia merasa takut akan masa depannya.
Netty ingin melanjutkan
ke perguruan tinggi setelah lulus dari SMA Methodist 8 Medan, tetapi apa boleh
buat Tuhan berkata lain.
Netty mencoba memberi tahu pada orang tuanya tentang rencananya untuk melanjut
ke Universitas swasta, namun
keraguan timbul di hatinya. Netty mengerti jelas
bagaimana kondisi ekonomi keluarganya. Netty berhenti berfikir tentang masa
depanya itu. Netty
sangat merasa lelah dan memutuskan untuk pergi tidur. Netty pun tertidur nyenyak dengan wajah yang melepaskan
segala perkara yang dialami. Dia
tidak ingin malamnya kali ini diganggu dengan problem yang itu-itu saja. Netty hanya berserah pada Tuhan, dia yakin bahwa apa pun yang
dia alami adalah rancangan Tuhan dalam hidupnya dan dia percaya 100% bahwa semuanya
akan indah pada waktunya dan yakin bahwa rancangan Tuhan adalah rancangan yang terbaik
baginya
Suasana pagi yang cerah
disertai suara burung yang berkicau memperindah suasana pagi itu, membuat Netty masih terlelap dalam tidur
panjangnya. Ibu
Netty (Maria) memanggil Netty tetapi dia tak melihat batang hidung putrinya
itu. Ibunya melangkahkan kaki menuju kamar Netty dan
didapatinya putrinya tersebut masih tertidur pulas.
Ibu Maria membiarkan anaknya itu tertidur dan keluar dari kamar. Tidak lama
kemudian Netty terbangun
dan menyadari bahwa matahari sudah menampakkan diri, dia pun bergegas menuju
ruang dimana biasanya keluarganya menghabiskan waktu di pagi hari ditemani teh
manis dan makanan ringan. Netty
menghampiri keluarganya yang sudah duduk di kursi tamu di ruang tengah, dia menyapa keluarganya
dengan muka yang masih ngantuk ditambah senyum paksa, “Selamat pagi Papa, Mama, Adik”
katanya sambil melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Tradisi yang selalu dilakukan tiap pagi oleh keluarga Netty
adalah duduk di ruang tengah sambil menikmati makanan ringan dan minum bersama
kurang lebih 20 menit. Pagi itu Ibu Maria memulai pembicaran “Kak kamu mau lanjut kemana lagi, apa kamu mau langsung
kerja saja? (tanya Ibu Maria dengan muka yang
penasaran). “Mmm... aku sih Ma, Pa mau lanjut tapi..... “
jawab Netty. “Tapi apa nak?”
sahut ayahnya. “Ma, Pa sebenarnya kakak ingin
melanjut keperguruan tinggi tapi karena
berhubung kakak udah coba ke universitas negeri
tapi tidak ada yang lulus, kakak
ingin mencoba mendaftar ke universitas swasta, tapi Ma, Pa biaya di swasta itu
sangat mahal, kakak takut kita tidak sanggup membayar segala dana yang akan
diperlukan. Jadi satu tahun ke depan
kakak akan menganggur atau kalau bisa kakak cari kerja dulu Ma, Pa... Nanti uangnya akan kakak
kumpul untuk les tambahan agar tahun depan kakak bisa melanjut dan kakak akan
belajar lebih sungguh-sungguh lagi agar kakak bisa masuk universitas negeri” (kata-kata
itu begitu saja keluar dari mulut Netty tanpa dia sadari, tapi yang pasti dia
mencoba untuk tidak membebani keluarganya
walaupun ada rasa ketidakpuasan dalam dirinya. Netty mencoba menghibur orang
tuanya dengan mengatakan akan kerja dulu baru kuliah padahal Netty ingin langsung
kuliah agar cepat bekerja nantinya, dia tidak ingin menyiayiakan waktunya, tapi apa daya kondisi
ekonomi menjadi penghalang cita-cita Netty. Dari hasil keputusan
bersama akhirnya Netty memutuskan untuk berangkat ke Jakarta. Netty sebenarnya ragu
akan tujuannya ke Jakarta
dan masih berharap akan ada Mujizat
yang terjadi. Netty sementara tinggal di rumah pamannya di Jakarta. Setelah membuang waktu
kurang lebih setengah bulan, dengan
bermodalkan nekat dan iman kepada Tuhan dia akhirnya berangkat ke Yogyakarta. Setibanya
di Jogja, Netty
mencoba menggali informasi yang banyak tentang kota pendidikan itu. Netty akhirnya mencari
pekerjaan agar dapat membiayai hidupnya karena dia tidak memiliki banyak dana untuk bertahan
lama di Yogyakarta. setelah
perjuangan yang melelahkan itu akhirnya Netty menemukan pekerjaan di Mall Ambarukmo
sebagai cleaning service. Netty mencoba bersyukur
buat pekerjaannya sekarang, walaupun
pekerjaan ini tak pernah terpikirkan sedikitpun olehnya, tapi itu tidak membuatnya
patah semangat.
Satu hal yang tidak pernah dia
lupakan bahwa Tuhan punya jalan jauh lebih
dari apa yang dipikirkan olehnya. Sambil bekerja Netty
mencoba menggali info lebih lagi tentang perkuliahan di kota tersebut.
Suatu
minggu ada kerinduan
yang sangat mendalam dalam hati Netty untuk pergi
ke gereja tapi dia bingung mau ibadah ke mana karena Netty tidak
memiliki kendaraan.
Netty bukanlah orang yang pasif terhadap gereja, sebelumya dia adalah
orang yang aktif dalam kegiatan
rohani seperti bergabung dalam Perkumpulan Pemuda Pemudi Methodist Indonesia
(P3MI), menjadi guru sekolah minggu,
dan ikut dalam pelayanan, tetapi
karena sibuk dengan urusan
akan masa depannya
membuat Netty tidak pernah beribadah.
Netty mencoba mencari dari
internet, gereja
terdekat dari kostnya yang berada dekat Mall Ambarukmo, dia menemukan gereja
bernama Gereja Kristen Jawa (GKJ) yang ibadah jam 10 pagi, Netty cepat-cepat
bergegas untuk berangkat ke gereja
tapi kondisi alam berkata lain seolah-olah ingin menggagalkan rencana baiknya. Netty tak dapat berbuat
apa-apa lagi, kondisi
di luar
sedang hujan deras disertai ngamukan
petir. Dia
hanya bisa duduk menghadap halaman luar berharap hujan akan berhenti sebelum
jam 10, lama
dinanti tak kunjung reda juga, alhasil
Netty tidak jadi pergi. Kerinduan
Netty tak pudar walaupun hujan masih saja turun sampai jam 11, dia lagi-lagi mencari
gereja lainnya dari om google dan
saat itu juga mata Netty terarah pada satu web yakni Gereja Bethel Indonesia
(GBI) dan membuka web tersebut dan didapati jadwal ibadahnya yakni jam 18:00
(ibadah youth). Waktu menunjukkan jam
17.20, Netty
lalu berangkat ke gereja GBI yang tepat berada di Lippo Plaza. Netty sangat menikmati
sepanjang ibadah, rasa
rindunya pada Tuhan dia
ungkapkan dengan air matanya. “Tuhan aku merasakan kehadiran-Mu, thanks God, thanks banget
Tuhan” katanya dalam hatinya. Ada satu hal
istimewa yang Netty rasakan pada saat ibadah tersebut, dia
merasakan memiliki keluarga baru karena
pada saat ibadah, orang
yang baru pertama kali ibadah diajak untuk memperkenalkan diri dan pastinya
diajak untuk masuk komuitas yang baik yakni FResH.
Setelah pulang ibadah, Netty
langsung dikelilingi oleh sekelompok orang yang membuatnya bingung. Mereka menyalami Netty
sambil mengucapkan “Selamat hari minggu dek, selamat bergabung ya”
mereka lalu mengajak Netty makan, namun
ditolaknya (bukan karena ia
tidak lapar, tetapi
karena ia tidak memiliki uang
yang cukup). Saat itu terdengar suara (asal suara dari orang yang berkumpul
mengelilingi Netty) orang
yang kelihatan rapi dan menurut Netty dia adalah orang yang tadi menjadi WL
(menyalami
Netty dan mengajak Netty makan) mengatakan “Hallo
dek, namanya
siapa? Netty menjawab “Hallo juga kak, nama
saya Netty” “Oh
nama kamu Netty dek”
(seolah memperjelas perkataan Netty). Kakak yang sering disebut mereka dengan “Mama
Batak” itu langsung menggenggam tangan Netty dan berkata “Kali
ini kamu ikut makan sama kita ya dek, kakak yang traktir ya” (seolah-olah mengerti
kondisi keuangan Netty). Karena
tidak dapat menolak lagi akhirnya Netty ikut bersama sekelompok orang itu dan
dia juga diantar pulang sampai ke kostnya.
Setelah sampai di kost, Netty
tidak dapat mengungkapkan betapa senangnya dia saat ibadah tadi dan sambutan
sekelompok orang tadi.
Pagi hari disambut dengan suara
burung-burung yang berkicau di cakrawala, membangunkan Netty dari
tidur lelapnya. Dia
melihat jam dan langsung bersiap-siap untuk pergi kerja. Netty tampak berbeda dari
hari sebelumnya, mukannya
sangat cerah penuh dengan senyuman (seolah-olah menemukan harapan baru). Bunyi
handphone-nya
membuat mata Netty terarah ke sumber suara dan didapatinya pesan Line atas nama
Mega, lalu
ia membuka foto profil line tersebut. Ia tersadar kalau foto tersebut
adalah foto orang yang mengantarnya pulang ke kost kemarin. Setelah chatting panjang lebar, kak Mega
menyinggung tentang tujuan Netty datang ke
Yogyakarta
(Netty bingung sejenak, dia
berpikir apakah dia akan menceritakan semua tentang masalah yang sedang ia
alami) tapi hati Netty berkata kalau kak Mega tersebut
dapat membantunya menyelesaikan masalah yang dia alami, satu hal yang dia percaya
kalau Tuhan sedang pakai kak Mega untuk menjadi alat-Nya untuk membantu Netty. Akhirnya Netty
menceritakan pada kak Mega semua yang dia alami dan ada satu pertanyaan
yang dia tanyakan kepada kak Mega tentang perkuliahan yang murah dan dapat
bekerja sambil kuliah.
Kak Mega merupakan orang yang
lahir baru dalam Tuhan. Kak
Mega memiliki misi untuk menjangkau jiwa-jiwa sebanyak mungkin agar mereka juga
merasakan apa yang dirasakan olehnya. Kak Mega merasa tergerak untuk membantu
Netty dan dia
mencari universitas-universitas yang memiliki
syarat seperti yang diungkapkan oleh Netty. Setelah mencari lewat internet,
bertanya kepada teman-temannya, dan mensurvei langsung ke kampusnya, kak Mega menemukan satu
kampus yang dianggap murah dan dapat kuliah sambil kerja yakni Universitas
Mercu Buana (UMB). Kak Mega pun memberitahukan
hal itu pada Netty dan membawanya ke kampus tersebut. Netty yang merasa nyaman dengan
kampus tersebut langsung mendaftar di sana. Netty merasa tak ada yang
dapat dia lakukan untuk membalas
kebaikan kak Mega, dia
hanya dapat mengungkapkan kata terima kasih pada kak Mega. Kak Mega juga merasa
senang dapat membantu orang yang memerlukan bantuanya dan tidak lupa kak Mega
juga selalu berkomunikasi dengan Netty lewat dunia maya serta mengajaknya untuk
ikut Fresh.
Netty merasa terberkati karena perbuatan yang dilakukan
Kak Mega, sejak
saat itulah Netty merasa diubahkan hidupnya menjadi pribadi yang baik. Misi yang sama dengan Kak
Mega pun mulai tertanam di hatinya. Netty sangat merindukan jiwa-jiwa yang akan
diubahkan melalui kehidupannya.
Demikianlah hidup Netty menjadi
berkat bagi setiap orang, melalui
kesaksiannya orang yang berada di sekitarnya merasa
terberkati. Dalam keterbatasan ekonomi,
tidak membuat Netty menjadi lemah melainkan dia dapat membantu orang lain lewat
keterbatasanya. Setiap
awal bulan Netty selalu
menyiapkan uangnya dan memberikan
apa yang menjadi kewajibannya
ke gereja dalam bentuk perpuluhan.
(Bersambung)
Ditulis Oleh : Tiurmala
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah menulis komentar yang positif.