I Korintus
10:1-4 “Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang
kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah
melintasi laut. Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam
awan dan dalam laut. Mereka semua makan makanan rohani yang sama dan mereka
semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang
rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.”
Ditengah-tengah keadaan zaman yang semakin buruk, kita temukan banyak
orang-orang yang mulai menyimpang dari norma-norma kehidupan yang sebagai mana
mestinya harus mereka lakukan. Dan banyak orang mulai kehilangan akal sehat,
semata-mata hanya oleh karena materi. Dan hal ini tidak hanya dilakukan oleh
orang-orang di luar Tuhan, tetapi beberapa anak Tuhanpun juga melakukan hal
yang sama dengan apa yang mereka lakukan. Untuk itu marilah kita renungkan ayat
bacaan diatas sebagai landasan kita untuk hidup berpadanan dengan Injil Kristus
dan mata yang tertuju kepada Yesus. Pada ayat bacaan di atas sangat berkaitan
dengan peristiwa keluarnya bangsa Israel dari tanah Mesir untuk menuju tanah
perjanjian yaitu Kanaan. Sepanjang perjalanan Allah telah menyatakan
perlindunganNya atas mereka, dan bukti penyertaan Allah diwarnai tanda khusus
yang berupa tiang awan pada siang hari, selain supaya mereka tidak mengalami
panas terik yang begitu menyengat, dan tiang api pada malam hari yang memberi
kehangatan (Keluaran 13:20-22).
Pada kalimat berikut terdapat kata-kata “dibawah perlindungan awan dan melintasi laut” yang digambarkan sebagai baptisan. Karena hal ini merupakan gambaran kelahiran baru yaitu dengan keluarnya mereka dari perbudakan , maka mereka harus mengalami peristiwa tersebut. Lalu, sejauh mana pentingnya kita harus mengalami kelahiran baru ? jawabannya ada di dalam Yohanes 3:5-7 : Jawab Yesus : "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Saudara, dalam kisah perjalanan bangsa Israel, Allah senantiasa menyatakan mujizat dan penyertaanNya sebagai bukti kasihNya terhadap bangsa Israel, selain Allah rindu supaya mata bangsa Israel hanya tertuju kepada Dia. Namun kenyataannya, dalam perjalanan hidup dan ibadah bangsa Israel pada waktu itu telah mengalami perubahan. Mereka tidak mencari Allah setiap hari, tetapi pandangan mereka cuma terfokus pada berkat-berkatNya saja (hal-hal jasmani). Misalnya apabila mereka tidak ada makanan maka mereka bersungut-sungut. Mereka tidak menyembah Allah secara langsung, sehingga ditengah perjalanan mereka banyak yang mati. Mengapa mereka sampai mengalami hal yang mengerikan ? Karena mata mereka tidak tertuju pada Allah maupun mengasihi Allah dengan sungguh-sungguh, melainkan mereka hanya mencari berkatNya saja (I Korintus 10:3-5).
Ternyata keadaan seperti ini tidak hanya terjadi pada jaman Musa saja, tetapi jaman Tuhan Yesus pun hal ini juga terjadi, dimana banyak orang berbondong-bondong mengikut Yesus karena dapat makan sampai kenyang, seperti yang tertulis dalam Yohanes 6:25-26 “Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?" Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang (Yesus memberi makan lima ribu orang). Saudara, apakah keadaan seperti itu hanya terjadi pada jaman Musa atau pada jaman Tuhan Yesus ? Tidak !. Hal ini juga terjadi pada jaman sekarang, dimana banyak orang Kristen pergi gereja bukan untuk mencari Tuhan, tetapi yang mereka cari adalah berkat-berkatNya saja. Bukankah firman Tuhan mengatakan : “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Jadi hal utama yang perlu kita cari adalah si pemberi berkat, dan bukan berkatNya saja. Dan apabila hal ini dapat kita aplikasikan dalam kehidupan kita, maka apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia : semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia (I Korintus 2:9). Selain itu Allah juga menasehatkan kepada kita, seperti yang tertulis dalam Yohanes 6:27-29 : “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya. Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah? Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”
Saudara, beberapa gambaran dan nasehat di atas bertujuan supaya pandangan kita hanya tertuju pada Yesus, walaupun secara kasat mata kita tidak melihat tiang awan maupun tiang api, tetapi dengan iman kita telah memandang Allah dan perlindunganNya setiap hari. Oleh sebab itu, marilah kita senantiasa mengarahkan pandangan kita hanya kepada Yesus, karena keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, dan di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan (Kisah Rasul 4:12). Amin
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah menulis komentar yang positif.