Ditulis oleh: Pdm. Maria Ong, S.Th
Dalam Matius 25:14-30, Tuhan Yesus memberikan perumpaan tentang talenta. Ada seorang tuan yang akan pergi keluar dan ia memberikan kepada tiga orang hambanya masing-masing 5 talenta, 2 talenta dan 1 talenta. Hamba yang memiliki 5 talenta mengembangkan talenta itu menjadi 10 talenta, begitupun hamba yang kedua. Dua talenta menjadi 4 talenta, tetapi hamba yang memiliki 2 talenta menguburkan talenta itu sehingga ketika tuannya kembali dia hanya memiliki satu talenta saja. Tentang hamba yang memiliki 1 talenta, tuannya mengatakan bahwa dia hamba yang jahat.
Dari kisah ini mungkin kita beranggapan bahwa tuan itu tidak adil. Mengapa tidak diberi aja sama rata masing-masing 2 talenta atau 3 talenta. Talenta adalah ukuran atau nilai mata uang, pada zaman itu harga 1 talenta sama dengan 30 kg emas. Satu talenta bernilai 6000 dinar. Satu dinar adalah upah minimum pekerja harian. Oleh karena 1 talenta sama dengan 6000 dinar maka yang 1 talenta sama dengan upah pekerja minimal 15 tahun. Jadi, sangat banyak nilainya, sama seperti warisan. Jelas 1 talenta tidak sedikit jumlahnya. Dan kepada yang diberi banyak akan dituntut lebih banyak.
Talenta adalah suatu kemampuan yang Allah berikan untuk berhubungan denga orang –orang lain. Talenta adalah anugerah yang diberikan oleh Roh Kudus kepada kita. Atau bahkan orang banyak mengartikannya dengan bakat atau kemampuan seseorang. Tahukah Anda tempat yang menyimpan harta paling banyak? Bukan di Freeport Papua yang penuh dengan emas, tetapi di kuburan. Mengapa? Karena di kuburan telah terpendam banyak bakat dan kemampuan yang tidak dikembangkan sampai orang tersebut meninggal dunia.
Bagaimana dengan kita? Berapa talenta yang sudah Tuhan berikan kepada kita? Apakah talenta itu telah kita kembangkan? Hal yang harus kita perhatikan adalah Tuhan Yesus mempercayakan talenta itu kepada hambanya bukan orang lain atau orang luar. Jadi, kepada kita sebagai orang percaya (hamba Allah) kita dipercayakan masing-masing paling sedikitnya satu talenta. Jadi tidak ada istilah yang mengatakan kita tidak punya apa-apa atau tidak punya bakat. Talenta yang Tuhan berikan kepada kita harus dipertanggungjawabkan dengan cara mengembangkan kemampuan itu dengan setia.
Tentu kita bertanya, bagaimana cara mengembangkan talenta yang kita miliki? Pertama-tama kita harus menyadari dan menemukan talenta kita. Lagi-lagi timbul pertanyaan bagaimana cara mengetahui talenta kita? Nah, mulai menilai diri kita masing-masing. Cari dan ketahui apa kira-kira kelebihan dan kelemahan yang kita miliki. Kita juga bisa meminta pendapat orang-orang dekat kita. Hamba yang memiliki 1 talenta menyimpan talenta itu sampai tuannya datang kembali. Ada banyak juga hamba-hamba Tuhan dan orang-orang percaya yang tidak mau mengembangkan talentanya. Alasan-alasan supaya talenta kita tidak kita kembangkan biasanya disebabkan oleh perasaan malu, merasa tidak berbakat, kurang percaya diri, dan takut gagal. Orang yang takut gagal tidak melakukan apa-apa dan tidak akan memperoleh apa-apa. Jangan pernah merasa tidak bisa atau tidak berbakat sebelum Anda mencoba. Jangan pula berhenti mencoba ketika Anda mengalami kegagalan, tetapi belajarlah dari kegagalan untuk menemukan keberhasilan. Selamat menemukan talenta Anda dan mengembangkannya, jangan sampai terlambat dan terkubur di kuburan.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah menulis komentar yang positif.