Terinspirasi dari khotbah: Ps. Jose Karol
“Tuhan
akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap
naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kau lakukan
dengan setia, dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan dan ke kiri dari
segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah
kepadanya” (Ulangan 28 : 13-14)
Janji
Tuhan bagi kita adalah kita memiliki masa depan yang baik, menjadi kepala bukan
ekorterus naik dan bukan turun. Janji Tuhan itu diberikan kepada orang yang
setia.
Kata
setia dalam bahasa aslinya menggunakan dua bahasa:
- Emunah (Bahasa Ibrani) secara harafiah artinya adalah ‘kokoh’. Secara kiasan berarti aman atau atau dalam konteks karakter dan moral adalah ‘loyal’ atau ‘setia’ atau ‘faithfull’ (penuh iman). Kita tidak mungkin kokoh setia jika kita tidak penuh pengharapan dan iman. Tuhan menggambarkan diri-Nya sebagai Tuhan yang kokoh, tidak bergerak dan tidak berubah. Tuhan konsisten dan sama. Seperti itulah kesetian Tuhan: kesetiaan sampai ke awan. Tuhan menggambarkan diri-Nya sebagi pribadi yang tidak pernah berubah, tidak tergoncangkan dan tergoyahkan apapun yang terjadi.
- Pistos (Bahasa Yunani) atau “trustworthy” (layak dipercaya). Arti lainnya adalah ‘believe’(percaya) , faithfull (setia), sure (pasti), true (benar). Jika ingin menuai buah kepercayaan, kita harus menabur kesetiaan. Orang yang setia selalu menepati apa yang dikatakannya. Ia tidak berubah. Ciri lain dari kesetiaan adalah selau ingin memberikan yang terbaik, dilihat maupun tidak dilihat.
Jika
kita ingin menjadi kepala, karier maju, keluarga harmonis,pernikahan baik, dan
seterusnya. Kesetiaan adalah hal penting yang harus kita tabung.
Ciri orang yang setia:
1.
Tidak menyimpang
ke kanan atau ke kiri (konsisten)
Orang yang setia adalah orang yang jalan, karakter, pendirian dan sikapnya
tidak menyimpang kekanan atau kekiri. Orang yang setia adalah orang yang
konsisten dalam dalam kehidupan, kokoh meski mendapat tekanan. Untuk menguji
konsisten tidaknya seseorang dapat dilihat bagaimana dia menghormati orang tuanya,
gembalanya, atasannya, pasangannya. Orang yang konsisten tidak akan berkompromi
atau mengambil jalan pintas dalam segala sesuatu untuk membawa keuntungan bagi
dirinya sendiri. Orang yang konsisten akan membayar berapapun harga yang harus
dibayar dengan kata “ya”. Orang yang konsisten tidak berpindah-pindah arah.
Hati-hati dengan kata ‘fleksibel’ (menyesuaikan diri), karena kita kadang
menjadi tidak konsisten karena ingin fleksibel. Orang yang setia adalah orang
yang konsisten, tidak menyimpang kekanan ataupun kekiri apapun yang terjadi dan
menghadang.
2.
Gigih sampai
akhir (persisten)
Kesetiaan bersifat seumur hidup kita, bukan sementara. Konsisiten berbicara
mengenai arah sedangkan persisitensi
berbicara mengenai kegigihan sampai akhir. Itulah sebabnya Paulus mengatakan “
Aku telah berlari sampai akhir ...,” dan
Tuhan Yesus berkata “sudah selesai”. Ciri orang yang setia adalah dia akan
menyelesaikan apa yang telah dimulai.
Orang
baik, pintar dan kaya banyak tetapi orang yang setia itu yang dicari Tuhan dan
juga manusia pastinya. Itulah sebabnya Amsal 20 :6 mengatakan “ banyak orang
menyebut dirinya baik hati, tetapi orang yang setia , siapakah menemukannya?”
biarlah kita termasuk hitungan orang-orang setia yang ditemukan Tuhan.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah menulis komentar yang positif.